Senin, 06 Desember 2010

SURAT DARI Mr. BRADUT FLORESCO TANGGAL 06-12- 2010

Mr. Bradut Floresco adalah orang Romania (Eropa Timur) yang menetap di Thailand. Bulan November beliau membawa empat turis dari negaranya sendiri. Turis tersebut belum terbiasa dengan perjalanan yang merupakan petualangan. Waktu Festival Penyu 2010. Mr. Bradut mengunjungi Pulau Banyak dan langsung jatuh cinta. Beliau merasa Aeh Singkil ini sangat indah dan menarik. Sewaktu pulang ke negaranya, beliau mepromosikan dan merayu empat turis tersebut untuk ikut keliling Aceh dan Sumut. Kemudian Mr. Bradut menghubungi Yayasan Pulau Banyak.

Bersama PEPAL di Singkil dan Lembaga Ekowisata Pulau Banyak (LEPuB) kami menawarkan sebuah paket perjalanan. Mereka datang dari Ketambe melalui rafting di sungai sampai ke Gelombang dan dari Gelombang mereka naik bot sungai sampai ke Kota Singkil. Di Singkil mereka diterima oleh Pepal. Mereka menginap dua malam di Singkil dan dibawa keliling oleh Pepal di Rawa Singkil. Setelah itu mereka lanjut ke Pulau Banyak dimana mereka pergi kayaking selama tiga hari bersama Napoleon Kayaking Pulau Balai/Baguk. Mereka berkemah di pulau kecil. Setelah Pulau Banyak mereka melanjutkan perjalanan mereka ke Danau Toba.

Saya (Mahmud Bangkaru) baru terima surat dari Mr. Bradut Floresco tentang pengalaman mereka. kami telah menterjemahkannya kedalam Bahasa Indonesia, Karena surat Mr. Bradut (biasa dipanggil Brad) sangat menarik dan memuji orang-orang Aceh Singkil,. Versi aslinya dibawa versi Bahasa Indonesia.

2010.12.06

Kepada Yth, Bapak Bangkaru,

Saya baru pulang ke Thailand, sedang minum kopi dan menikmati koneksi Internet. Tugas pertama saya adalah mengirimkan “feedback” (hasil pengalaman) dari bagian perjalanan kami yang dilaksanakan di Singkil dan Pulau Banyak.

Saya bisa menyimpulkan semua pengalaman tersebut dengan kata: “WOW. Bukan hanya keindahan yang luar biasa dari tempat-tempat itu, tapi mungkin lebih karena tingkat mutu pelayanan yang diberikan kepada kami oleh PEPAL dan Yayasan Pulau Banyak.

Sepertinya semua cowok itu sudah sarjana pariwisata. Semua berjalan dengan sempurna. Sebelumnya dan sesudahnya kami tidak pernah melihat pelayanan, perhatian, dan koordinasi seperti itu dan mereka pun kalahkan tempat pariwisata yang lebih terkenal di Negara maju.

Saya tidak tahu apakah anda yang telah memberikan instruksi kepada mereka tentang semua itu, tetapi rasanya seperti mereka sudah biasa mengurus tour Ekowisata sejak lama sekali. Siapapun yang melatih mereka patut mendapatkan tepuk-tangan yang luar biasa. (Komentar Mahmud B.: PEPAL belum dapat pelatihan sebelumnya dan Napoleon Kayaking telah dilatih oleh Abdul Halim dari Jerman).

Mari kita lanjutkan surat ini langkah demi langkah.

SINGKIL

Tempat ini sangat menakjubkan dan saya heran, kenapa belum terkenal. Sungainya, jalur-jalur air kecil, fauna dan flora tidak bisa dikalahkan oleh tempat lain di dunia ini. Betul-betul seperti surga bagi pecinta alam.

Anggota PEPAL menyambut kami di hotel, mereka memberi makanan dan menghibur kami setelah perjalanan kami yang panjang dan melelahkan dari Ketambe. Besok paginya kami sarapan pagi di jembatan sungai dan kemudian kami menghabiskan waktu menyusuri Sungai, menikmati hutan asli dan kehidupan di desa tradisional. Presis seperti di film.

Beberapa pikiran untuk kedepan:

- Bang Harun perlu berlatih bahasa Inggris lebih keras, karena sebagai pemandu ekowisata di Rawa Singkil harus bisa menjawab banyak sekali pertanyaan.

- Dua hari satu malam di Rawa adalah opsi yang cukup menarik karena kebanyakan binatang bisa dilihat subuh.

- Karena itu kami telah berbicara tentang membangun sebuah bungalow diatas Pulau Seribu dimana rombongan turis bisa dapat makan dan tidur.

- PEPAL telah menanyakan kepada saya kalau saya bersedia membantu membangun bungalow tersebut, biayanya diestimasikan 10 juta. Saya mau pikirkan hal ini, tapi kalau jadi harus ada perjanjian yang panjang. Tolong beri saran tentang ini.

- Karena perahu yang dipakai sekarang hanya muat 5 tamu selain supir dan guide, saya menyarankan agar ada perahu alternativ kalau ada grup yang lebih besar.

Itulah semua tentang Singkil. Saya tidak punya keluhan apapun, sama sekali tidak ada keluhan!

PULAU BANYAK

Ya Tuhan, Lukman adalah seorang yang sangat luar biasa bagus! Di mana anda ketemu dia? Dia seorang genius. Sangat pintar, sangat berhati-hati, sangat berperasaan dan sangat pintar Bahasa Inggris. Dia selalu tahu apa yang kami mau sebelum kami buka mulut. Dia luar biasa dan begitu juga dengan anggota lain di Yayasan PB.

Tempat yang mereka pilih sangat sempurna. Makanan sangat enak, kemah oke (dua yang agak bocor, tapi tak jadi masalah besar), tukang masak dan pemandu melayani kami seperti kami Raja dan Ratu.

Sekali lagi, tak ada keluhan apapun, hanya beberapa hal yang saya pernah diskusikan dengan Lukman untuk ke depan:

- Membangun WC sederhana di Pulau Asok agar turis tidak buang kotoran dimana-mana keliling pulau. Pupuk organik memang bagus untuk tumbuh-tumbuhan lokal, tapi setelah 10 atau 20 grup mungkin pulau ini akan mulai berbau J

- Kalau juga ada tempat mandi yang sederhana karena air sumur di pulau itu kurang aman (terlalu banyak larvae yang berenag didalamnya). Cukup dengan beberapa drum air dan alat shower saja. Kami telah coba dan itu cukup bagus.

- Mungkin perlu tambahan latihan formal di bidang kayaking juga karena tamu kami ingin mendapat pengalaman sebagus mungkin.

- Pakai kasur yang lebih tebal didalam kemah karena banyak batu dan pecahan karang di tempat camping.

Itu semua. Saya minta maaf karena tak ada keluhan J

Saya merencanakan tiga sampai empat tour tahun depan, mulai akhir Februari atau awal Maret. Kali ini, saya akan tambah dengan kunjungan ke Pulau Bangkaru supaya orang dapat menyaksikan keajaiban hidup. Apakah anda setuju dengan itu? Berapa hari yang anda sarankan?

Melihat gambaran besar kerja sama kita kedepan , ada dua hal yang saya ingin diskusikan dengan anda.

1. Pembayaran. Karena untuk mendapat uang tunai di Aceh seperti mimpi buruk. Saya akan lebih suka membayar segala sesuatu jauh sebelumnya melaui bank transfer. Untuk itu sebaiknya Yayasan membuka rekening khusus Euro (€) agar saya bisa melakukan pembayaran langsung secara on-line. Kemarin kami mengalami kekurangan uang tunai karena salah satu peserta mengalami kecelakaan di Medan dan kami terpaksa mengeluarkan US$ 500 di rumah sakit. Saya benci hal seperti itu terjadi. Apakah ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk hal itu?

2. Prosedur. Untuk tour selanjutnya, Lukman dan team PEPAL menyarankan bahwa kita melanjutkan seperti kemarin dan mengurus melalui anda. Karena saya tahu anda sangat sibuk dan hanya melakukan ini untuk membantu pariwisata lokal, marilah kita cari solusi agar anda dapat informasi tentang hal yang besar dan penting dan ada satu orang di PEPAL dan satu di Yayasan yang urus semua di lapangan. (Komentar Mahmud B.:Tujuan YPB adalah LEPuB urus di Pulau Banyak karena LEPub terdiri dari kelompok masyarakat ekowisata).

Cukup sekian dulu untuk semantara. Saya sedang mengedit foto dan film dari perjalanan dan saya akan kirimkan kepada anda dalam waktu dekat.

Saya ingin ucapkan terima kasih, tetapi Bahasa Inggrisku tak cukup untuk menceritakan semua kebahagiaan kami.

Terima kasih banyak, banyak, banyak

Brad

2010.12.06

Dear Bapak Bangkaru,

I am finally back home in Thailand, having a coffee and internet connection, so my first task is to send you the feedback on the Singkil-Pulau Banyak leg of our trip.

I could compress the whole feedback into one word: WOW. And it's not only about the breathtaking beauty of the places, it is mostly about the high service quality that both PEPAL and Yayasan PB provided.

It seems that all those guys have had a master degree in tourism.

Everything went perfect. Never saw so much care, attention and coordination, not even in more developed touristic areas.

I don't know if it was you who told them how to do it, but it was like they've been doing eco-trips for centuries. Whoever instructed them so well deserves a big applause.

Now, let's take it step by step.

SINGKIL

The place is fabulous and I wonder why it's so little known. The river itself, the jungle, the small canals, the fauna and flora there are second to no other place on Earth. It's a true paradise for any nature lover.

The PEPAL staff welcomed us at the hotel, brought us food and entertained us a bit after the long and exhausting trip from Ketambe.

We had breakfast at the pier, then spent the whole day up and down the river, enjoying the pristine forest and the village life. Just like in the movies.

Some thoughts for the future:

- Harun should practice his English a bit harder, since being a tour guide in Singkil swamps is a job that implies answering many questions.

- making 2D/1N trips would be an interesting option, since most wildlife is visible early morning.

- Consequently, we discussed about building a bungalow up the river at Pulau Seribu, which would serve for cooking and sleeping overnight.

PEPAL asked me if I would like to fund the building of the bungalow - an estimated investment of 10 million INR - and I take this into consideration, provided we make a long term agreement. Please advice on this.

- since the motorboat they're using now can only fit 5 people plus crew, I recommended them to find a back-up option in case of a larger group coming.

That's about all about Singkil. I have no complains, absolutely no complains, dammit.

PULAU BANYAK

Oh, Lord, Lukman is such a fabulous guy. Where did you find him? He's a genius. So smart, so careful, so intuitive and so English-speaking.

He knew what we wanted before we even opened our mouths. He's fantastic and so is the rest of the team at Yayasan PB.

The place they chose was perfect. The food was perfect, the tents were ok (two of them leaking a bit, but acceptable), the cook and the guide treated us as if we were kings and queens.

Again, no complains, just a few things I discussed with Lukman for the future:

- building a basic toilet on Pulau Asok, to prevent tourists shitting around the island. I know that organic fertilizer is good for the local flora, but after ten or twenty groups like ours coming there, the place might start to stink :-)

- also, providing some basic shower amenities, since the water in the local well is not safe (too many larvae swarming inside it); some water barrels and a shower head would be more than enough. We tested it and it worked well.

- some formal training in kayaking would be welcomed, because we'd like the people to understand and enjoy kayaking at full extent.

- equipping the tents with some thicker mattresses, since the camping ground is covered with stones and shells.

That's it. No complains, again, I'm sorry :-)

I plan to make 3 or 4 more trips next year, starting late February or early March. This time, I also intend to add an to Pulau Bangkaru, to let people witness the miracle of life. Do you think it would be appropriate? What length of stay would you recommend?

Now, having a look at the big picture of our future co-operation, there are two issues I would like to discuss with you:

1. Payment. Since getting cash is a nightmare in Aceh, I would happily pay everything in advance, through bank transfer. In order to do this, I think Yayasan should open an account in EUR, so that I can make the payment online from any location. I had a terrible cash shortage problems on this trip - since one of the team members had a small accident and had to pay the hospital 500 USD - and I hate it when it happens. Do you think we can do something about it?

2. Procedure. For the future trips, Lukman and PEPAL team advised me to proceed the same as before, arranging everything with you. Since I know you are very busy and you only do this to help local tourism, let's find a way to keep you informed only on the big, important issues and designate one person at PEPAL and one at Yayasan that I should deal with for details.

That's all for now. I am currently editing photos and films taken during the trip and will send them to you in a few days.

I should thank you, but my English is too poor to express my gratitude.

Terima kasih banyak, banyak, banyak

Brad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar